Friday 15 November 2013

Kumpulan Soal Tes Calon Kepala Sekolah dan Bahan Belajarnya

Silahkan pesan CD RPP Kurikulum 2013 SD Revisi terbaru 2017 SIAP PAKAI via sms081257225353

Info up to date (1 November 2014):

BERBAGI RPP LAGI. Alhamdulillaah., td malam sinyal bagus shga dpt mengirim puluhan email RPP Kurikulum 2013 jenjang SD SMP ke penjuru nusantara, sampai jam 1 WITA. Silahkn diedit n dibedah n disempurnakan dlm forum KKG/MGMP setempat. Kesempurnaan hanyalah kepunyaan_Nya tp kita wajib mendekati Kesempurnaan_Nya itu. Krn jln inilah akan menuju kesuksesan. Aku sudah membuktikn, sekarang giliranmu, sahabat terbaikku. Mrk tlh merespon sms dr ku: "Silahkn kirim alamat email anda n rpp yg dipesan, lalu kukirim RPP-nya lewat email, sekarang. Ngganti ongkos ngetiknya kapan2 (boleh nyicil) kalo ada yg cair." Bg tmn lainnya yg blm sms alamat email, tolong perhatikn huruf besar-kecilnya dlm menulis alamat email, lalu cek apakah alamat email anda msh aktif/valid atau tdk lg, agar dpt terkirim. Sms ke nopeku sekarang: 081257225353.
 ----------------------------------




Download RPP Kur-13 kelas 1, 2, 4, 5 Klik http://adf.ly/qeeZN (syarat/ketentuan berlaku).


satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

ABCD

Format Aplikasi DUPAK (Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit) Jabatan Fungsional Guru klik click

Friday 16 August 2013

Makalah Kepemimpinan-Keterampilan 4 M (Mempengaruhi, Menggerakkan, Mengembangkan, dan Memberdayakan)

Silahkan pesan CD RPP Kurikulum 2013 SD Revisi terbaru 2017 SIAP PAKAI via sms: 081257225353 klik DI SINI

Petunjuk ini dapat membantu  teman-teman guru yang berminat mengikuti Seleksi Calon Kepala Sekolah  dan kepala sekolah yang mau mendapatkan SIM/NUKS, yang diselenggarakan/di-asesor-I oleh LP2KS. Dengan adanya petunjuk ini, jauh-jauh hari anda belajar menyusun makalah kepemimpinan berdasarkan pengalaman sendiri atau bukan copas. Semoga bermanfaat, dan jika menurut anda bermanfaat, silahkan share.

a.       Pendahuluan.
Bagian ini memuat pemikiran umum tentang kepemimpinan (jelaskan secara singkat makna/pengertian  judul per kata kemudian simpulkan).

b.      Wawasan calon kepsek tentang keterampilan kepemimpinan.
Bagian ini berisi pandangan/pemikiran calon tentang keterampilan kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Keterampilan ini meliputi keterampilan Mempengaruhi, Menggerakkan, Mengembangkan, dan Memberdayakan (4 M) sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan institusi (sekolah/madrasah).

c.       Penilaian diri sendiri tentang penerapan 4 M yang telah calon lakukan di sekolah/madrasah. Pengalaman diri terkait dengan keterampilan kepemimpinan calon dalam Mempengaruhi, Menggerakkan, Mengembangkan, dan Memberdayakan sumber daya pendidikan (daya dukung sekolah/madrasah) dalam pencapaian tujuan sekolah madrasah. Pengalaman diri kepemimpinan calon yang dapat digali dari penerapan tugas pokok dan tambahan calon di sekolah/madrasah, yang meliputi antara lain: pengalaman calon ketika menjadi pemimpin pembelajaran (guru), wakil kepala sekolah/madrasah, ketua jurusan, Pembina OSIS, penanggung jawab eskul, ketua program, wali kelas, koordinator penerimaan siswa baru, ketua laboratorium, koordinator kegiatan, dsb.

Penilaian diri terkait dengan keterampilan kepemimpinan calon dalam Mempengaruhi, Menggerakkan, Mengembangkan, dan Memberdayakan sumber daya pendidikan (daya dukung tujuan sekolah/madrasah berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki.

d.      Rencana tindakan kepemimpinan calon kepala sekolah/madrasah.
Rencana tindakan pengembangan diri, yang ditulis terkait dengan keterampilan kepemimpinan yang berdasarkan pada hasil penilaian diri calon yang telah dilakukan di bagian sebelumnya. Misalnya, jika calon merasa masih kurang di dalam keterampilan mempengaruhi orang, bagaimana cara calon meningkatkan keterampilan ini? Cara peningkatan keterampilan ini harus dituangkan ke dalam rencana tindakan, yang memuat: rencana program, alasan pemilihan program, dan langkah-langkah untuk melaksanakan program tersebut.

Rencana tindakan pengembangan sekolah. Profil rencana tindakan pengembangan sekolah yang ditulis berdasarkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah tempat calon bertugas saat ini. Jika anda selaku calon kepala sekolah/madrasah menjadi pemimpin di sekolah/madrasah ini, apa yang akan anda lakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah/madrasah ini? Apa yang akan anda lakukan ini dituangkan dalam rencana tindakan yang sudah memuat: rencana program, alasan pemilihan program, dan langkah-langkah untuk melaksanakan program tersebut.

e.      Penutup. Paragraf yang mengakhiri semua uraian di atas.

Biasanya, kertas folio bergaris 4 halaman sudah distempel, disediakan panitia. Tidak boleh ada garis yang kosong/tanpa spasi. Waktunya 5X45 menit. So, mulai sekarang anda dapat latihan, semoga sukses, sahabat terbaikku.Saran, pada saat anda mengikuti sesi ini, jangan pernah ragu menuliskan apa saja yang ada di kepala anda. Karena waktu sudah ditentukan dan tidak boleh nyontek, jangan pakai tip ex, cukup dicoret dua kali, biar cepat penuh hehehhheee...  Sumber tulisan: LP2KS
Oke, jika menurut anda bermanfaat, silahkan share.

CLICK 

Wednesday 14 August 2013

Motivasi/Inspirasi 6: Jejak Indah Sang Guru

Sepulangnya dari Jambore Nasional sebagai Bina Damping di Bumi Perkemahan Jatinangor, Sumedang, Jabar pada akhir Juli 2006, aku diutus kepala sekolah untuk mewakili Desa Miau Baru mengikuti Tes Calon Kepala Sekolah di Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur. Pertimbangan beliau: saya sudah S1, kepangkatan cukup, dan saat itu dari dua SDN di kampong ini tidak ada yang mau mengikuti tes tersebut. Dengan landasan loyalitas yang tinggi kepada pimpinan, akhirnya aku bersedia, padahal masih banyak yang lebih senior daripadaku.

       Dalam fit and proper test tersebut yang meliputi seleksi berkas, tes tertulis, pembuatan makalah original dan interview, aku mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Paginya dilantik oleh Bapak Bupati Kutai Timur, Bapak Awang Faroek Iskhak, sebagai Kepala Sekolah SDN Nomor 004 Sangatta Selatan, dan malamnya kami diundang dalam acara ramah-tamah sekaligus makan malam di rumah dinas bupati.

       Pada malam itulah aku sebut sebagai ‘Proklamasi Kemerdekaan’ karena secara mendadak aku ditunjuk oleh Dinas Pendidikan untuk menyampaikan sambutan mewakili rekan-rekan kepala sekolah se-kabupaten. Antara bangga dan haru, seorang guru yunior dari pedalaman-daerah terpencil/terujung, dengan lancar berpidato di depan para pejabat dan undangan VVIP.

       Layar sudah terkembang, biduk yang bernama sekolah yang diamanatkan untuk dipimpin ini tidak boleh oleng oleh gelombang. Sebagai guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah, aku berusah nge-charge pengetahuan tentang management dan kepemimpinan dari berbagai sumber informasi serta para senior di kota ini.

       Realita menunjukkan bahwa Jabatan Kepala Sekolah memang memberikan efek berbeda dan cukup signifikan pada profil penyandangnya. Bila sebelumnya ia kurang dikenal, mendadak menjadi terkenal; Memiliki banyak relasi terutama di bidang pendidikan; Memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengendalikan roda kehidupan di sekolah; Memiliki kewenangan dalam hal anggaran sekolah; Mengangkat status sosial di mata masyarakat. Dan lain sebagainya yang tentunya kesemuanya mengarah pada pemenuhan nilai tambah pada diri Kepala Sekolah.

       Hal itulah yang dikatakan sebagian orang sebagai sebuah anugerah, yaitu sebuah nilai kebaikan yang seolah-olah datang dari langit dan patut disyukuri. Hingga tidak mengherankan bila banyak guru yang berambisi mengejar jabatan tersebut.

       Posisi strategis sebagai pengendali sekolah, otomatis menuntut adanya sikap, pemikiran, dan perlakuan yang ekstra dari Kepala Sekolah. Setiap saat akan sibuk dengan berbagai rencana-rencana dalam mewujudkan visi dan misinya. Sibuk dengan berbagai masalah, baik masalah di kalangan siswa, antar guru, dan juga dengan atasan yang kesemuanya menuntut penyikapan yang bijaksana. Terkadang pula bekerja tanpa kenal waktu yang pada akhirnya merampas hak-hak pribadinya untuk hidup secara normal. Kesalahan dalam pengelolaan keuangan sekolah juga dapat menjadi bumerang yang sewaktu-waktu menyeretnya ke dalam penjara.

       Demikian sulit dan beratnya beban yang harus ditanggung dan dijalankan oleh seorang Kepala Sekolah sehingga ada yang mempersepsikan bahwa Jabatan Kepala Sekolah sama dengan sebuah bencana. Tidak ada yang menarik dari sebuah istilah bernama ”bencana”. Yang ada justru setumpuk kesedihan, kegelisahan, ketakutan, kesakitan, dan perasaan tidak menyenangkan lainnya yang datang silih berganti.

       Jabatan apapun itu akan selalu diiringi dengan resiko. Para profesional sering mengatakan hal tersebut dengan kalimat pendek ”Itulah resiko sebuah pekerjaan”. Artinya, bila Anda takut dengan resiko, berarti Anda jangan pernah coba-coba mengambil jabatan/pekerjaan tersebut.

       Selama kurun waktu 4 (empat) tahun-satu periode memikul jabatan rangkap, sebagai guru kelas sekaligus kepala sekolah, aku mencurahkan segenap jiwa dan raga mensukseskan program pembangunan pendidikan di sekolah. Bekerja sama dengan berbagai pihak lintas sektoral dengan bersandarkan Petunjuk dan Bimbingan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Pro dan kontra atas implementasi teori-teori kepemimpinan, saya maknai sebagai hal yang wajar di alam demokrasi ini. Secara fisik dan non-fisik, terlihat adanya perubahan mendasar di sekolah ini. Aku berhasil mengantarkan sekolah ini sebagai Sekolah Standar Nasional dengan akreditasi B+.

           ‘Kembali ke Pengaturan Awal’ menggapai semangat baru.

       TMT 16 Juni 2010, aku ditugaskan/dihijrahkan sebagai guru kelas SDN 004 Sangatta Utara, sebuah sekolah unggulan di tengah kota. Aku berusaha positive thinking di tengah pergolakan psikologis mengawali lembaran baru di situasi dan kondisi yang sulit ini. Karena waktu luang cukup banyak, setelah melaksanakan tugas pokok sebagai guru, aku akhirnya berkesempatan menyelesaikan tesis S2, sambil terus berkonsultasi dengan dosen pembimbing di pascasarjana Unmul.

       Di sinilah aku medapatkan banyak pencerahan, sehingga berhasil menata hati dan perasaan ini dengan kalimat: “Aku jauh-jauh hijrah dari seberang lautan ini bertujuan sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat di bidang kependidikan. Alhamdulillaahi robbil’aalaamiin”. Di sekolah baru ini, saya berhasil menyesuaikan diri dengan cara melakukan penelitian kecil-kecilan dengan instrument Analisis SWOT. Aku pelajari karakter kepribadian dan kepemimpinan kepala sekolah dan dewan guru beserta stafnya. Dengan bekal pengetahuan sederhana ini, akhirnya aku enjoy dalam melaksanakan tugas sebagai guru professional dengan lisensi SERTIFIKAT PENDIDIK.
      
       Semangat yang sudah terbarukan ini terus saya tingkatkan agar kegiatan belajar mengajar di kelas tambah bermutu dengan cara browsing di internet dan aktif di berbagai forum kependidikan/keguruan. Kegairahan belajar via media social online ini berimbas kepada keaktifan dan kreatifitas sebagai guru yang selalu dinantikan kehadirannya oleh anak-anak muda bangsa di kelas yang diamanatkan kepada saya. Semangat baru dalam proses mentransfer IPTEK yang tercantum dalam silabus dan RPP yang telah disusun kepada peserta didik ini memang harus terus digelorakan. Karena semangat itu seperti ombak di lautan, kadang datar kadang menggelegak. Jadi, aktifitas kerohanian ini perlu dimengerti dan dipahami oleh guru sehingga tidak menemui hambatan dalam pembelajarannya.

       Selama ini, aku berusaha agar performance saat di kelas tidak membosankan peserta didik, yaitu dengan PAKEM. Apalagi di tahun pelajaran ini mengajar kelas IV yang masuk siang. Kreatifitas menjadi kebutuhan primerku saat ini, agar siswa tidak ngantuk.


A.          Berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang S2 Kependidikan di Universitas Mulawarman Samarinda dengan nilai sangat memuaskan pada tahun 2011. Dengan gelar Magister Pendidikan ini, aku lebih memantabkan langkah pengabdian terbaik sebagai guru yang professional, dapat diteladani anak didik dan teman sejawat.

B.           Berhasil memperoleh Sertifikat Pendidik  dalam program sertifikasi guru yang diselenggarakan Disdik Kutai Timur pada tahun 2008.  Dan pada Uji Kompetensi Guru Online 2012, hasilnya baik. Juga berhasil membimbing 50 orang guru dan kepala sekolah SD dari pedalaman dan pesisir tentang computer dan internet, menjelang UKG Online tersebut (pas puasa ramadhan) secara gratis.


C.           Berhasil membimbing siswa kelas 4 dan 5 di SDN 004 Sangatta Utara tentang perkalian 1 s.d. 9 melalui metode MATRIK PERKALIAN pada tahun 2011-2013. Tekniknya sebagai berikut: perkuat dulu konsep perkalian, bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang. Contoh: 3x3=3+3+3. Inilah formula baru mengatasi kepusingan guru/orang tua terhadap siswa/anak yang sulit menghafal perkalian, karena di samping harus benar dalam mengerjakan soal Matematika, siswa dituntut untuk cepat-tepat, karena, setiap ujian/test dibatasi waktu. Dengan dikuasainya basic ini, semua operasi hitung dapat diselesaikan dengan baik dan cepat.

      Melalui pembiasaan, anak dengan mudah dan cepat menghafal perkalian ini. Setiap awal pelajaran dan sebelum pulang, dilaksanakan hafalan perkalian ini secara klasikal. Setelah itu, kuiz, yang dapat menjawab perkalian dapat pulang lebih dulu. Motivasi seperti ini ternyata cukup efektif dalam merangsang kognitif mereka. Yang dihafal hanya 45 item bukan 100 item perkalian.
                         BELAJAR MATEMATIKA MENUJU SUKSES
MATRIK PERKALIAN

1x1=1
2x1=2  2x2=4
3x1=3  3x2=6  3x3=9
4x1=4  4x2=8  4x3=12  4x4=16
5x1=5  5x2=10  5x3=15  5x4=20  5x5=25
6x1=6  6x2=12  6x3=18  6x4=24  6x5=30  6x6=36
7x1=7  7x2=14  7x3=21  7x4=28  7x5=35  7x6=42  7x7=49
8x1=8  8x2=16  8x3=24  8x4=32  8x5=40  8x6=48  8x7=56  8x8=64
9x1=9  9x2=18  9x3=27  9x4=36  9x5=45  9x6=54  9x7=63  9x8=72  9x9=81

D.           Berhasil membuat media/alat bantu pembelajaran pendidikan karakter dengan cara mengumpulkan aneka dongeng, cerita rakyat, legenda, baik dari dalam maupun luar negeri, yang bersumber dari internet/google. Ratusan kisah motivasi dan inspiratif ini telah saya print dan jilid serta ada versi digital/CD/VCD/flashdisk.

       Ternyata anak-anak sangat menyukai album cerita ini, demikian juga teman-teman guru. Setiap kali ada teman guru dari pedalaman yang milir ke Sangatta, aku bagikan cuma-cuma alias gratis CD/VCD ini. Harapanku ke depan, tidak hanya aku yang pandai mendongeng tapi juga semua guru di Kutai Timur tercinta ini.


Motivasi/Inspirasi 5 JEJAK SANG GURU: Fase ‘Kemerdekaan’

Sengaja kutuliskan sejarah hidupku ini dan kuposting di blog sederhana ini dengan satu tujuan, barangkali ada yang membaca kisahku kemudian mengambil pelajaran buat melanjutkan sisa hidup ini. Semoga menjadi amal jariyah, aamiin….

Akhir 1998, aku sudah lulus dan sudah yudisium. Bulan Januari 1999, mengikuti tes CPNS di Tenggarong dan lulus. Menunggu SK Pengangkatan keluar, termasuk tantangan tersendiri. SK keluar di September, dalam masa penantian ini, aku diajak oleh kenalan bekerja di perkebunan kelapa sawit di Banjarbaru-Kalsel. Di sinilah aku jadi mengerti seluk-beluk menanam sampai panen pohon kelapa sawit yang sedang menjadi primadona di Bumi Borneo. Pengalaman mistis beberapa kali dihadapi teman-teman pekerja karena arealnya bekas kuburan adat setempat.

Sepulang dari Banjar Baru, SK penempatan terbit. Tertera di situ: Guru SD daerah terpencil Desa Miau Baru Kecamatan Muara Wahau, TMT 1-7-1999. Alhamdulillaahi robbil ‘aalaamiin…. Aku belum pernah ke wilayah ini. Kalau dilihat di peta, dari lokasi transmigrasi kami itu masih jauh ke hulu anak sungai Mahakam. Sekarang Ibukota Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur. Saking senangnya, pagi hari menerima SK di kantor bupati Kutai, siangnya langsung berangkat melaksanakan tugas dengan menumpang kapal/taksi air tujuan Muara wahau dari pelabuhan Tenggarong. Perjalanan mudik sehari semalam cukup melelahkan. Di kiri-kanan sungai terbentang hutan lebat dengan monyet bergelantungan, seakan mengucapkan selamat kepadaku atas kesuksesan melewati lubang jarum penghidupan. Kebetulan, di samping tempat dudukku itu orang Dayak yang katanya bermukim di Desa Miau Baru. Sepanjang perjalanan beliau menceritakan gambaran desa dan orang-orangnya dan bersedia kuikuti sampai ke desanya, yah… hitung-hitung guide gratis…

Sesampainya di pelabuhan Muara Wahau, oper mobil pick-up, kurang lebih 1,5 jam sampailah ke desa nan indah ini. Rumah penduduknya rapat berderet rapi seperti perumahan. Ada 1500 KK dengan mata pencaharian pokok berladang padi gunung. Aku turun di depan sekolah, ternyata ada dua SDN. Saat di kantor dewan guru, aku dipersilahkan duduk, disuguhi/dihidangkan teh hangat dan gorengan. Salah seorang guru senior mengira aku sales yang menjual sepatu karena membawa dua tas ukuran sedang. Aku tersenyum, kemudian kusodorkan SK. Barulah mereka berteriak kegirangan karena selama ini sudah mengusulkan penambahan guru, baru kali inilah terkabul. Akhirnya kami ketawa-ketiwi.

Aku disediakan rumah dinas desa yang ukurannya besar bersandingan dengan gedung serapo/balai pertemuan. Besoknya, aku diserahi tugas oleh bapak kepala sekolah (alm.)  sebagai guru sekaligus wali kelas 6 merangkap guru Pendidikan Agama Islam kelas 1 sampai dengan 6. Maklum, karena aku sendiri yang guru muslim. Anak-anak yang muslim aku ajak belajar di masjid di hilir kampung setiap sore. Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sederhana selama 3 hari, aku menyimpulkan  bahwa dari 24 siswa kelas 6, hanya 5 orang siswa yang membaca dan menulisnya lancar. Sedangkan mereka ini sudah mau ujian akhir sekolah. Bagaimana bisa menyerap materi pembelajaran, jika membaca saja masih mengeja dan bahkan ada 2 orang siswa yang tidak kenal huruf sama sekali?

Hari berikutnya, pada saat istirahat sambil makan pisang goreng dan ubi rebus di ruangan dewan guru nan sempit, sambil senyum-senyum aku jawab pertanyaan dari seorang guru di situ tentang kesan-kesan pertama kali mengajar di kampung ini. Setelah menyampaikan hasil penelitian di kelas yang aku ampu dengan menampilkan data hasil penilaian, aku memberanikan diri (sebagai guru baru) mengajukan usul agar diizinkan membagi kelas menjadi 3 bagian/kelompok (A, B, C) masih dalam satu ruangan kelas, sesuai dengan tingkat penguasaan kebahasaannya. Aku memohon ijin selama 3 bulan di akhir semester 1 ini, satu jam setiap hari, akan memberikan pelajaran membaca menulis permulaaan memakai buku paket kelas satu agar anak-anak ini lebih mudah memahami materi pelajaran.

Syukur alhamdulillaah, kepala sekolah dan teman-teman guru menyetujui rencana mulia ini.“Atur aja, Pak Man,” kata salah seorang guru. Aku langsung action, menyampaikan Program Remedial Teaching kepada anak-anak bangsa ini. Tidak jarang mereka saya ajak belajar di gedung serapo/balai desa nan indah agar pelajaran lebih enjoy (PAKEM). Singkat cerita, pada saat akhir semester 1 (genap 3 bulan), semuanya lancar membaca dan menulis bahkan mampu mengarang bebas kecuali 2 orang siswa belum mampu mengikuti temannya. Menurut keterangan orang tuanya pada saat aku melakukan kunjungan ke rumahnya, pada saat masih bayi  keduanya pernah jatuh dan sakit keras.

Pada UAS tahun 2000, anak-anak ini berhasil lulus dengan nilai yang memuaskan dan melanjutkan ke SMP kemudian SMA setempat dan ada juga yang ke Samarinda. Saat ini, sedang di semester akhir kuliah di beberapa perguruan tinggi sambil bekerja dan yang tidak kuliah jadi mandor di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Sudah mampu membiayai sekolah adik-adiknya. Program KUTAI TIMUR CEMERLANG, menjadi nyata hasilnya.

Pada Awal 2000, aku mulai menerima gaji sebagai guru PNS. Kehidupan kami mulai terlihat seperti orang lain. Orang makan bakso, alhamdulillaah kami juga dapat membelinya.. Kami sekeluarga tak henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Istriku kelihatan tambah manis, sementara anak-anakku semakin besar, mulai memasuki usia SD. Sebagai bentuk manifestasi rasa syukur ini, aku membantu dalam kegiatan masjid dan aktif di kegiatan desa maupun kecamatan. Sebagai Ketua ta’mir masjid merangkap ketua panitia pembangunan masjid yang reyot, juga sebagai Pembina muallaf. Pengalaman mendirikan masjid di Kampung Dayak ini akan kuceritakan di bagian lain yoh….

Kalau dikatakan mukjizat, inilah mukjizat yang indah dalam perjalanan mengayuh bahtera rumah tangga kami. ‘Mukjizat’ terbesar yang kurasakan selama 7 tahun di kampong ini adalah aku diterima di semua lapisan masyarakat, karena aku ringan tangan.




Motivasi/Inspirasi 4 JEJAK SANG GURU: Saringan Nyawa

Kerja rok-rok asem (Jawa) di awal pernikahan karena belum punya pekerjaan tetap, sungguh sangatlah menderita, sahabatku. Sampai anak pertama lahir, hidupku masih dipandang sebelah mata oleh orang sekampung.  Sampai akhirnya, aku harus memutuskan untuk hijrah ke Kalimantan Timur melalui program transmigrasi umum pada tanggal 23 Juli 1993.

Menyeberangi Laut Jawa dengan KM Melodi, adalah pengalaman pertama kami, saya, istri dan anak pertama kami yang saat itu berusia 1,5 tahun. Semalaman aku tidak tidur di atas kapal barang ini, sholat dan terus membaca sholawat seperti yang dipesankan bapakku yang seorang nelayan. Melewati Masalembo(pusaran laut nan ganas) saat dini hari, dengan ombak besar, alhamdulillaah dibayar dengan indahnya matahari terbit di pagi hari yang indah di atas lautan nan luas ini. Setelah melewati selat Makasar, kemudian masuk Sungai Mahakam, sampailah kami di Kota Tepian Samarinda. Kemudian disambung dengan kapal kecil/kapal klotok KM Samamanis menyusuri sampai ke pehuluan Sungai Mahakam dua hari dua malam. Di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Muara Ancalong IV inilah tonggak sejarah kami ditancapkan. Nama desanya Sumber Sari, sekarang Ibukota Kecamatan Long Mesangat Kabupaten Kutai Timur.

“Assalaamu alaikum Allah yang datang, assalaamu alaikum Muhammad yang datang,” kalimat inilah yang kuucapkan saat tiba di tempat perjuangan yang baru ini. Rumah sudah disiapkan, jadup=jatah hidup setahun disediakan. Kelihatannya anak-istriku enjoy saja. Aku mulai mendirikan sekolah untuk anak-anak transmigran di balai desa bersama teman se-SPG Pasuruan yang satu kapal dengan kami. Mulailah ijasah guru yag sekian lama nganggur dapat dimanfaatkan untuk anak bangsa di pedalaman Kalimantan ini, dengan honor dari Deptrans sebesar Rp.25.000 per bulan. Di sini juga aku mulai belajar bertani dan beternak ayam kampong.

Ternyata, skill pengalaman saat di Jawa sangat bermanfaat di sini. Aku sudah menjadi Joker, menjadi apa saja bisa untuk kemaslahatan warga sekitar. Dengan modal keberanian, aku bersedia mengurusi masjid, menjadi imam dan khotib, mengajar ngaji sampai merawat jenazah. Di bidang kesenian, aku mendirikan kesenian ludruk dan wayang kulit serta mendorong terbentuknya kesenian dari suku lainnya, Bali, Sunda dan NTT. Dengan adanya hiburan ini, kami menjadi kerasan. Dengan proposal yang kami ajukan, perangkat kesenian datang dari mana saja. Yang terakhir, kami mendirikan grup band sebagai wadah kreatifitas teman pemuda, dengan bantuan alat band dari Deptrans. Bahkan band kami tidak kalah dari band perusahaan sekitar. SDM yang ada cukup untuk merealisasikan ide-ide segar kami. Intinya, pilot saja yang kami belum punya.

Setahun kami melaksanakan aktifitas pembelajaran di balai desa. Tahun berikutnya sudah dibangun gedung SD permanen, kami sangatlah senang. Pada akhir 1994, kami mengikuti tes CPNS di Tenggarong. Sepeda pancal dan beberapa ekor ayam aku jual buat hidup selama di Kotaraja ini. Namanya juga usaha, begitu pengumuman, kami tidak ada yang lulus. Yang ditempatkan di sekolah kami adalah guru-guru yang sudah lulus tes, domisili dari kota. Welcome.

Oh ya, aku pernah mendapatkan cobaan berat. Cobaan pertama, sepulang dari menghadiri perayaan tahun baru 1994 di Desa Gemar Baru, Kampung Dayak, kaki kananku terserang ulat bulu, sangat gatal, pusatnya di mata kaki. Kondisinya melepuh, bengkak sekujur kaki dari telapak sampai paha. Ketika dibawa teman ke puskesmas yang jauh, aku harus digendong, karena ngga bisa jalan sama sekali. Saat dipencet oleh mantri/perawat kesehatan di puskesmas, nanah campur darah muncrat ke seluruh ruangan. Baunya busuk. Aku diberikan obat. Beberapa hari ngesot di dalam rumah sederhana ini. Sempat ditawari/diobati oleh orang tua suku Kutai, namanya Pak Ca’uy, dengan ramuan dari rerumputan/dedaunan, yang akhirnya mengempeskan bengkakku. Sedikit-sedikit sudah mulai bisa berjalan dengan kruk yang kubikin dari papan. Kupaksakan berangkat ke balai desa buat mengajar anak-anak dengan kruk ini. Mungkin doa anak-anak inilah yang akhirnya menyembuhkan borok ini.

Cobaan kedua yaitu pada awal 1995, saat awal bulan puasa, mendapatkan telegram dari kakakku bahwa bapakku meninggal dunia karena liver. Rasanya ingin terbang saja tubuh ini, sementara itu rumah mau dijual juga nggak laku. Kami hanya dapat menghadirkan doa buat beliau setiap selesai sholat. Di tengah keputus-asaan ini, lahirlah anak kedua kami, lahir tanpa dukun bayi/bidan dengan tips dari orang Dayak yang biasa singgah di rumah kami. Tulisan tentang ini sudah kuposting di blog ini. Subhaanallaah wa bihamdihii, subhaanallaahil ‘adziim…

Kesabaran ini laksana sabarnya Ya’kub yang disebut dalam Al-Qur aanul kariim sebagai shobrun jamiil, sabar yang indah. Buah dari kesabaran itu adalah kuterima telegram dari Kanwil Deptrans Propinsi Kalimantan Timur  pada pertengahan 1996, tentang pemanggilan diriku untuk mengikuti kuliah D2 PGSD di FKIP Universitas Mulawarman Samarinda selama kurang lebih 2,5 tahun dengan biaya penuh dari Kanwil Deptrans. Kami pun sekeluarga berangkat ke Samarinda untuk mengikuti program mulia ini. Suka duka hidup di Kota dengan dua anak yang masih balita, sungguh cerita tersendiri, yang merupakan bagian integral sejarah perjuangan keluarga kami di rantau ini.

Mengisi waktu luang atau saat liburan adalah kewajibanku sebagai kepala keluarga. Saat masih di lokasi transmigrasi, kalau libur sekolah, biasa aku mengambil kerja borongan di Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) agar anak-anak tetap dapat minum susu Dancow yang kalengan itu. Hutan yang paling angker, kata orang, sudah pernah kujelajahi, demi asap dapur tetap mengepul. Hutan Menamang, Hutan ITCI Kenangan dan Longnah. Saat itu, sepertinya aku sudah menyatu dengan alam belantara ini. Kejadian-kejadian ‘antara hidup dan mati’ saat di hutan, kulalui dengan baik. Orang lain pada terkena malaria tropikana sampai rontok rambutnya, ada yang gila bahkan tetanggaku anak NTT sampai meninggal dunia, aku rajin minum pil kina sesuai anjuran tokoh masyarakat setempat. Hanya dengan sholawat nabi. Nggak pernah rugi jadi orang di lingkungan santri Bangil. Juga ngga pernah rugi berbuat baik dengan siapa saja, apapun suku dan agamanya, menanam kebaikan, panen kebaikan pula. Demikian juga saat kuliah di Samarinda, di sela-sela kuliah/saat liburan, aku nyambi kerja di proyek bangunan. Tonggak-tonggak itu diantaranya, sebuah ruko di Jalan Lambungmangkurat, Mall Lembuswana, kubah menara Masjid Jami’ Tenggarong dan Kolam renang Stadion Rondong Demang di Tenggarong. Saat lembur mengecor tribun kolam renang ini, telapak kaki kiriku tertusuk besi 8 yang berkarat. Malamnya menggigil, pandangan gelap. Paginya dibopong teman naik becak menuju RSUD Parikesit Tenggarong. Seminggu ngga bisa jalan…. Bekas jahitannya masih jelas melekat, sampai sekarang.


Pelajaran dari kisah di bagian ini diantaranya adalah ketika kita menanam kebaikan dengan ikhlas, niscaya akan berbuah kebaikan, kalau nggak kita, pastilah keturunan/keluarga kita yang memetiknya. Inilah rumus hidup/penghidupan ini, sahabat terbaikku.

Motivasi/Inspirasi 3 Antara Bangil-Tangerang Awal 1989

ALL IS WELL, SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA.
Masih berbekal hafalan kode plat mobil, kuteruskan perjalanan menuju arah barat Jawa, setelah sebulan bersama keluarga tercinta. Masih kuingat, Bude menjual seekor ayam jagonya buat bekalku di jalan. Sahabat, saat itu, kakiku masih sangat kuat, terbukti saat truk yang kutumpangi belok kiri ke arah Bojonegoro,  dalam kecepatan itu, aku dapat turun ngga pake jatuh. Caranya, ketika akan turun usahakan badan condong ke depan, niscaya ngga akan jatuh. Demikian juga kalau sedang berdiri dalam bus, mainnya hanya di kelenturan lutut. Kalau bus ngerem, mainkan betis sedemikian rupa ditekuk mengikuti arah mobil condong.

Truk yang kutumpangi berikutnya berplat F, tujuan Bogor dan sekitarnya. Saat di simpang 4 Bekasi aku turun, istirahat di musholla kecil, tak jauh dari persimpangan ini. Ba’da maghrib, aku jalan kaki mengikuti jalan raya ini menuju Ibukota Jakarta. Aku nggak ingat persisnya jam berapa nginjakkan kaki di kaki Monas, saat itu sudah mulai sepi. Aku beli sate singkong dan minum teh sambil memandangi puncak monas dan gedung di sekitarnya. Kira-kira tengah malam, aku menuju ke Masjid Istiqlal, masjid terbesar di negri ini. Setelah meminta ijin kepada penjaga di situ, akhirnya diijinkan tidur di bagian belakang masjid. Setelah sholat shubuh berjamaah, aku keliling masjid, naik ke tingkat paling atas, kulihat indahnya Jakarta berselimutkan pagi.

Tujuanku pagi ini adalah Sumatera. Maka segeralah aku parkir di persimpangan Grogol setelah melewati jalanan yang aku ngga hafal namanya. Yang kuingat hanya Universitas Trisakti karena sempat istirahat minum es teh di depan gedung tersebut. Sudah kuhafal kendaraan yang menuju Sumatera. Tak lama menunggu di lampu merah, ada truk kosong dengan tujuan Pulau Sumatera, aku cepat naik tanpa diketahui sopir. Truk melaju kencang di jalan tol. Ternyata truk ini belok di Bitung menuju kea rah Tangerang berhenti di depan sebuah pabrik.Aku turun bersamaan dengan keluarnya karyawan saat istirahat siang. Aku sudah ngga tau arah, aku terus saja jalan, sampailah aku di simpang 3 Jatiuwung. Aku duduk-duduk di warung Pak Usman yang orang Jawa. Ngobrol sana-sini, beliau mau bantu masukkan aku kerja di pabrik di samping warungnya. Sempat bantu-bantu di sini, makanya, aku bisa masak menu Jawa.

Dua tahun aku kerja serabutan di Tangerang ini, bosen kerja di pabrik, aku kembali kerja bangunan, sampai kulitku gosong. Fotokopian ijasah ini selalu kubawa, kemana pun aku pergi. Naluri keguruanku tetap ingin menjadi guru, belum kesampaian sampai saat itu. Kapankah saat itu datang? Pengalaman hidup dua tahun ini cukup menempaku, bagaimana hidup sendirian di perantauan. Suka-duka ini mengantarkanku bertemu seorang perempuan asal Kendal Jateng yang sekarang mendampingiku (semoga kekal terus, aamiin). Dia kerja di pabrik sepatu Spotec, kost-kostannya bersebelahan denganku. Singkat cerita, kami menikah di Nopember 1990.

Pelajaran yang dapat kalian ambil adalah bumi Allah ini luas, menyediakan kita untuk melihatnya. Demikian juga Ilmu Allah sangatlah luas untuk kemaslahatan kita, AlQur’an dalam arti luas terbentang di hadapan kita untuk kita raih sebagai sarana kompas kita melanjutkan perkehidupan ini.  Dimanapun kita berada, suka-duka itu biasa, asal kita yaqin, ALL IS WELL, SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA.


Tuesday 13 August 2013

Kata Mutiara Terindah 2013 (2) Perjalanan Bangil-Bali Medio 1988


BERANI KARENA BENAR, TAKUT KARENA SALAH

Baiklah sahabat terbaikku, hari ini kuteruskan lagi cerita hidupku yang mungkin bermanfaat buat kalian, dimana saja berada. Setelah lulus sekolah, aku tak dapat melanjutkan kuliah karena factor biaya. Saat itu, tak ada yang memberiku jalan keluar. Di kampungku, kebanyakan bekerja sebagai pengrajin emas dan perak (sebelum krismon). Tapi bidang ini tidak menarik minatku, entah mengapa. Dengan bekal ijin orang tua, aku akhirnya merantau, ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah kukunjungi hanya dengan bekal hafalan kode seri nomor kendaraan Jawa Bali Sumatra.

Tujuan pertamaku adalah Pulau Dewata Bali dengan kode plat nomor kendaraan DK. Aku naik bis tujuan Probolinggo. Kemudian ganti menumpang truk gandengan tujuan Bali, sehabis isya meninggalkan simpang empat Probolinggo. Sempat deg-degan saat melewati alas hutan jati Taman Nasional dan penyeberangan feri Gilimanuk, akhirnya jam 1 malam, truk ini berhenti di simpang 4 sebuah kota di tengah-tengah pulau Bali, yaitu Karang Asam. Aku turun, istirahat sebentar setelah bertanya kepada penjual kopi kemana arah jalan menuju Denpasar. Beliau menunjuk arah selatan. Di kegelapan malam, kususuri jalan aspal yang naik turun ini. Saat itu, tak ada rasa ketakutan sama sekali, yang kata orang ada leak dan sebagainya. Aku hanya membaca sholawat nabi Muhammad sepanjang malam ini. Saat pagi berkokok, tibalah di sebuah desa, aku singgah di sebuah rumah untuk minta minum air putih. Setelah berbincang dengan orang tua ini, aku minta ijin melanjutkan perjalanan menuju Denpasar dengan menumpang mobil pengangkut batu. Sekitar jam 8 pagi, aku menginjakkan kaki kananku di Pusat Kota Denpasar.

Satu jam aku berkeliling kota modern ini, kususuri setiap sudut, ternyata ada satu masjid, lalu aku bertanya kepada orang di situ, kemana arah menuju Kuta yang katanya banyak turisnya itu. Aku kemudian menuju kearah selatan sesuai petunjuk. Lututku terasa nyeri, aku duduk selonjor di sebuah trotoar bersandar di pagar beton, sambil memandangi hilir-mudik kendaraan. Tak  berapa lama, lewatlah seorang ibu nyuwun/membawa nampan bamboo di kepalanya yang berisikan aneka macam makanan lalu masuk ke dalam pagar ini. Ternyata sebuah Pura, tempat sembahyang sahabat yang beragama Hindu. Kuamati dari balik pagar, si ibu setelah berdoa, ternyata nampan tadi di tinggal di salah satu bangunan yang aku ngga tau namanya, yang pasti sebuah patung. Setelah ibu ini keluar, aku masuk ke dalam Pura ini.  Kuamati sekeliling, ngga ada satu orangpun di sini. Kudekati makanan yang ditinggalkan ibu tadi, kulihat ada aneka buah-buahan, diantaranya manggis, jeruk, mangga, apel, sebotol minuman dan beberapa makanan basah serta uang logam. Karena aku sedang kelaparan dan tak punya uang, aku berbisik kepada patung besar ini, kira-kira demikian: “Mbah, permisi, cucunya lagi kelaparan, aku ambil buahnya saja ya?” Tanpa menunggu jawaban yang kuyaqini dia setuju, kumasukkan beberapa buah tadi ke dalam tas kumalku. Aku masih duduk di bawah beringin rindang sambil makan sebuah apel.

Perlu waktu lebih sejam jalan kaki dari Denpasar menuju Kota Kuta dengan pantainya yang indah. Sudah sore aku nyampe di bibir pantai pasir putih ini. Saat itu, English-ku masih aktif, sehingga masih pede menyapa bule-bule yang berkeliaran di sini. Saat mandi, aku berkenalan dengan satu anak muda yang sebaya denganku. Dia anak Tanggul, Jember. Bekerja di sebuah bangunan hotel tak jauh dari tempat kami berenang. Setelah mendengar kisahku, dia mengajakku bekerja bersamanya. Sehabis maghrib, aku ditemukan dengan sang mandor di base camp bangunan Hotel Kartika Plaza Kuta Bali. Mereka tergabung dalam INKOPAD sedang mengerjakan Ball room. Aku diterima bekerja sebagai tukang cat dan pelitur.  Dari sisi penghasilan, cukuplah buat ditabung karena banyak lemburan. Dari sisi enjoy-nya suasana, aku menikmati karena yang nginap di hotel ini kebanyakan wisman. Kalau hari minggu kami pesiar mengunjungi rumah teman pengukir yang sama-sama mengerjakan proyek ini. Sampai bangunan ini selesai di akhir Desember, aku belum punya kenalan cewek Bali, belum pede blas. Proyek pindah ke Jakarta, aku memilih pulang ke Bangil, menyerahkan tabungan hasil kerjaku 4 bulan di Bali kepada Emak buat menggarap sawah.


Pelajaran yang dapat kalian ambil dari cerita ini, diantaranya adalah: keberanian. Dengan mental berani menanggung resiko yang ada, sebenarnya kita sudah dapat menyelesaikan masalah yang akan kita hadapi. 

Jadilah pemuda pemberani: BERANI KARENA BENAR, TAKUT KARENA SALAH